Saat pulang sekolah, Fasa,Hana, dan teman-teman yang lain mendekati Dinda dan bertanya kenapa Dinda dapat membaca puisi seperti tadi. Dinda hanya tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan itu.
Keesokan harinya, Fasa dan Hana selalu bermain dengan Dinda. Saat jam istirahat mereka bertiga selalu ke kantin bersama dan sering bercanda dan tertawa bersama. Sejak saat itu mereka bertiga menjadi sahabat kemanapun selalu bersama.
Keadaan seperti itu berlangsung hingga mereka kelas VI-A. Mereka sanagt akrab. Fasa mengenal Dinda dan Hana dengan sangat baik, begitupun sebaliknya, mereka sudah merasa seperti satu keluarga.
Tetapi, ada satu hal yang mengganjal di benak Fasa. Ia takut jika setelh kelulusan, Ia tidak akan bertemu dengan Dinda dan Hana lagi. Ternyata hal yang dikhawatirkannya terjadi. Fasa, Dinda, dan Hana diterma di SMP yang berbeda. Fasa merasa sedih sekali tetapi ada secercah harapan untuknya. Ia tidak akan hilang kontak dengan Dinda dan Hana, tapi secercah harapan itu hanya tinggal harapan yang tak kunjung datang. Fasa merasa ada sebagian dari dirinya yang hilang. Hari-hari yang diisi dengan canda dan tawa kinintelah hilang. Mengapa waktu begitu cepat berlalu? Fasa masih ingin bermain seperti dulu lagi dengan Dinda dan Hana, tapi apa boleh buat, mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Fasa tidak tahu apakah mereka masih ingat dengannya. Sahabat yang dulu mengisi hari-hari Fasa dengan kegembiraan kini telah hilang dan susah untuk dicari. Tetapi Fasa selalu berdo'a agar saat SMA mereka dapat diterima di SMA yang sama dan dapat bercanda dan tertawa seperti dulu lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar